Lempar lembing adalah salah satu nomer olahraga terhadap cabang olahraga atletik. Medianya bersifat lembing, yaitu sejenis tombak, tetapi lebih ringan dan kecil. Sebagai sebuah olahraga, lempar lembing menjalankan banyak otot tubuh antara lain otot lengan, kaki, dan otot sendi.

Apabila seluruh otot selanjutnya bekerja secara baik, maka hasil lemparan dapat sempurna. Olahraga ini sebaiknya dikerjakan di daerah yang benar. Sebab terkecuali tidak, mampu melukai orang lain mengingat ujung lembing lumayan tajam. Di dunia internasional, olahraga lempar lembing berada di bawah naungan International Athletic Federation (IAF).

Sementara Di Indonesia, olahraga lempar lembing situs judi bola terpercaya dinaungi oleh organisasi yang disebut Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Demikian dikutip dari buku Ensiklopedia Olahraga Atletik: Lempar Cakram hingga Lompat Jangkit oleh Atma Endris yang juga menulis tentang permainan.

Sejarah Olahraga Lempar Lembing

Dikutip dari buku Dasar-Dasar Atletik oleh Yahya Eko Nopiyanto, Pada jaman awal peradaban Yunani kuno, lempar lembing sudah diperlombakan didalam olimpiade kuno terhadap tahun 776 SM. Namun, terhadap jaman itu belum diketahui secara tentu mengenai segala ketentuan dan perihal yang mengenai bersama pertandingan lempar lembing di zaman itu.

Perlombaan lempar lembing di jaman lantas tidak hanya ditentukan bersama lemparan paling jauh saja, tetapi memakai termasuk target spesifik yang harus dikenai. Sehingga, pemilihan pemenang lempar lembing adalah peserta yang mampu melempar bersama jarak jauh sekaligus mengenai sasaran yang ditargetkan. Terdapat prajurit Sparta bernama Achiiles yang merupakan pelempar lembing yang tidak terkalahkan.

Pada tahun 1908, lempar lembing merasa masuk sebagai salah satu cabang atletik olimpiade moderen yang hanya mampu diikuti oleh kaum pria saja. Pada olimpiade 1932, cabang lempar lembing kelanjutannya mampu diikuti oleh kaum perempuan bersama memakai lembing yang tidak sama bersama laki-laki. Setelah itu, cabang olahraga lempar lembing mampu diikuti oleh putra maupun putri.

Lapangan Lempar Lembing

Dikutip dari buku Pandai Mengajar dan Melatih Atletik oleh Pungki Indarto, S.Pd, selanjutnya ini penjelasan mengenai lapangan lempar lembing:

a. Lintasan awal dibatasi oleh garis selebar 5 cm dan lebar lintasan 4 meter. Panjang lintasan sedikitnya 30 meter dan maksimal 36,5 meter.

b. Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau logam dan dicat putih selebar 7 cm. Lengkungan ini di bawah ini datar bersama tanah dan merupakan busur dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Garis 1,5 meter terletak melilit titik pusat gravitasi lembing.

c. Sektor lemparan dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-lemparan bersama sudut 29 derajat memotong kedua ujung lengkung lemparan, bersama tidak tipis garis sektor 5 cm.

d. Terdapat perpanjangan batas garis akhir di luar lintasan selama 75 cm.

Ukuran Lempar Lembing

Lembing yang dipakai didalam pertandingan adalah lembing yang berstandar internasional, yaitu atlet putra panjangnya 2,6 m – 2,7 m bersama berat 800 gram. Sedangkan lembing untuk atlet putri berukuran panjang 2,20 m – 2,30 m bersama berat 600 gram.

Lembing mempunyai tiga bagian khusus, yaitu tongkat yang terbuat dari metal ringan (awalnya merupakan kayu), mata lembing yang terbuat dari logam dan berujung runcing, dan tali yang dililitkan di lembing sebagai pegangan Demikian disebutkan didalam Pendidikan Jasmani 1 Olahraga dan Kesehatan oleh Drs. Agus Mukholid.

By admin4

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *