Pesona Malang Raya bukan saja seputar tempat tamasya, kuliner, dan belanja oleh-oleh. Lebih dari itu, kota pegunungan di selatan Jawa Timur tersebut juga memiliki cafe-cafe bernuansa alam yang menyuguhkan kesejukan dan ketenangan jiwa.
Hawa dingin menyergap tiba-tiba, seiring embusan angin pada Jumat (17/09/2021) siang itu. Jarum jam saat itu menunjuk angka 14.45 WIB, dan temperatur udara di sebuah cafe di sebelah Barat Gunung Welirang tersebut telah membikin 16 derajat celcius. “Wah, jam segini telah dingin sekali,” celetuk seorang pelanggan.
Meski dingin menusuki kulit, tetapi hampir tiap-tiap pelanggan Noi Café di Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu tersebut bertahan cukup lama. Menikmati hijau sawah dan tetumbuhan hutan, serta menengok puncak Welirang yang mengepulkan asap, yakni estetika yang tidak akan bisa ditemukan di tempat lain.
“Sekiranya akhir pekan, umumnya lebih ramai lagi. Ini telah lebih baik ketimbang sebelumnya saat pandemi sedang parah-parahnya. Sekiranya dahulu awal pandemi buka hanya hingga jam 17.00 WIB, sekarang buka hingga jam 19.00 WIB,” kata Ida Susilowati, kasir Noi Café.
Restoran tersebut dibangun sekitar 2 tahun lalu, dengan energi tarik utama yakni panorama pegunungan. Lokasi tersebut didesain dengan banyak spot foto instagramable, serta menonjolkan panorama hijau.
Konsep ngopi di alam terbuka spaceman pragmatic tersebut terbukti menarik minat banyak orang. Pengunjung datang dari dalam dan luar kota secara berkelompok. Lokasi cafe tersebut berada di atas wilayah tamasya Pemandian Air Panas Cangar dan di trek utama Kota Batu-Mojokerto.
Suasana cafe dengan panorama alam pegunungan juga ada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Di sini, cafe menghadap hutan di wilayah lereng Pegunungan Anjasmoro.
Sabtu (11/09/2021) sore, kabut tebal tiba-tiba menyergap dan memeluk tiap-tiap orang yang duduk di teras lantai dua sebuah cafe di wilayah Tulungrejo, Kota Batu. Bukannya berang, tetapi orang-orang justru kegirangan dibuatnya. “Wiihh…kabutnya mulai datang,” celetuk sebagian orang.
Kabut di Kota Batu bukanlah hal aneh, apalagi di wilayah Bumiaji, Kota Batu. Bumiaji yakni salah satu kecamatan tertinggi di Kota Batu. Kota Batu berada di ketinggian 600-1200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Adapun Desa Tulungrejo yakni desa di ketinggian 1200 mdpl, dengan luas wilayah 807,019 Ha (80,701 km²). Suhu rata–rata di sana antara 18 °Celcius(C)-24 °C. Bentang wilayah Desa Tulungrejo yakni berbukit, dengan panorama deretan perbukitan pegunungan Anjasmoro di bagian Barat serta perbukitan Gunung Welirang-Arjuno di sisi utara dan timur.
Bentang alam di antara bukit dan gunung itu, menghasilkan Desa Tulungrejo memiliki kelebihan berupa panorama pegunungan yang menawan dan segar. Sepanjang mata mengamati, dengan mudah akan ditemukan view hutan dan pohon-pohon nan teduh serta menyegarkan.
Kekuatan tarik alam itulah yang menjadi salah satu andalan di sana. Maka, banyak timbul deretan cafe, kios, dan rumah makan yang ‘menjual’ keelokan alam tersebut. Apalagi bagi pengguna jalan yang hendak melintas dari arah Kota Batu menuju Mojokerto lewat trek Cangar.
Salah satu cafe dengan keelokan alam pegunungan itu yakni cafe De Potrek. Restoran tersebut berkonsep dalam-luar ruangan, dengan panorama hutan di deretan pegunungan Anjasmoro sebagai panoramanya. Dari kejauhan, apabila mujur, pengunjung bisa mengamati panorama Gunung Kawi.
Berdasarkan web medsos cafe tersebut, cafe tersebut terbilang baru, sebab Desember 2020 baru saja diluncurkan. Melainkan, mereka telah memiliki pelanggan baik warga Malang Raya sendiri maupun dari luar kota.
“Kami ke sini sebab mencoba-coba, sebab ingin merasakan suasana Kota Batu dengan hanya duduk-duduk santai dan tidak dengan masuk ke tempat tamasya. Ngopi sambil merasakan suasa alam seperti ini terbukti cukup mengasyikkan,” kata Ewanto (41), pengunjung asal Kota Malang yang akhir pekan lalu merasakan sore di Kota Batu.
Ewanto mengatakan, hari itu ia telah datang ke dua lokasi cafe di Kota Batu. Cuma saja, semuanya penuh oleh pengunjung. Pun ada cafe yang pengunjungnya wajib antri untuk masuk. \\”Dua kali aku ingin tahu suasana ngopi di cafe itu, sebab kan cafe baru. Akhir pekan lalu antrenya sangat banyak, sehingga aku batalkan. Hari ini aku ke sana lagi, bukan akhir pekan, sama saja ramainya. Mungkin sebab masih baru. Ya telah, satu hari setelah hari ini-satu hari setelah hari ini saja ke sananya,\\” katanya putus cita-cita.
Begitulah. Seiring mulai terkendalinya kasus covid-19 di Jawa Timur memang membikin Malang Raya mulai dibanjiri pelancong dari dalam dan luar kota. Mereka tidak saja memenuhi tempat tamasya, hotel, serta rumah-rumah makan, tetapi juga rela antri mendapatkan tempat duduk di cafe-cafe bernuansa alam yang mulai menjamur di kota pegunungan tersebut.
Kota Batu benar-benar membuktikan diri sebagai magnet pariwisata di Jawa Timur. Jangan khawatir, di cafe-cafe tersebut di atas, pengelolanya menggunakan protokol kesehatan ketat.