2025-05-27 | admin3

Tips Psikolog Atasi Kecanduan Tren Viral: Tanda Kurang Percaya Diri dan FOMO

Di era media sosial yang serba cepat, tren viral muncul silih berganti. Mulai dari gaya hidup, tantangan video singkat, hingga barang-barang kekinian, semua bisa menjadi tren dalam waktu singkat. Tidak sedikit orang merasa terdorong untuk ikut serta agar tidak ketinggalan zaman. Namun menurut para psikolog, dorongan berlebihan untuk terus mengikuti tren bisa menjadi tanda adanya masalah psikologis, seperti kurangnya rasa percaya diri dan FOMO (Fear of Missing Out).

Kecanduan terhadap tren viral bukan sekadar gaya hidup modern, tetapi juga bisa menjadi cermin dari kebutuhan akan validasi sosial. Banyak orang merasa harus tampil sesuai standar media sosial agar dianggap keren, relevan, atau diterima oleh lingkungan sekitar. Sayangnya, jika dorongan iam-love.co ini tak disadari, bisa menyebabkan stres, rasa tidak puas terhadap diri sendiri, bahkan kecemasan sosial.

Berikut beberapa tips psikolog atasi kecanduan tren viral, sekaligus membangun kepercayaan diri dan mengatasi FOMO secara sehat:

1. Sadari Motif Diri Sendiri

Langkah pertama adalah jujur pada diri sendiri. Tanyakan: apakah saya mengikuti tren ini karena saya suka, atau hanya karena takut ketinggalan? Kesadaran ini penting untuk membedakan mana yang berasal dari keinginan pribadi dan mana yang hanya dorongan sosial semata. Menyadari motif membantu Anda mengontrol tindakan, bukan sekadar bereaksi.

2. Bangun Kepercayaan Diri dari Hal yang Realistis

Orang yang mudah terpengaruh tren umumnya belum memiliki pijakan kuat pada nilai diri mereka. Psikolog menyarankan untuk fokus pada kekuatan dan keunikan diri sendiri. Alih-alih membandingkan dengan orang lain, kenali apa yang membuat Anda istimewa dan fokus pada pengembangan diri. Rasa percaya diri tumbuh bukan dari pengakuan luar, tetapi dari penghargaan terhadap diri sendiri.

3. Kurangi Paparan Media Sosial Secara Bertahap

Media sosial adalah pemicu utama munculnya FOMO. Mengurangi waktu konsumsi konten bisa membantu menurunkan dorongan untuk selalu mengikuti tren. Cobalah membuat jadwal penggunaan media sosial, dan alihkan perhatian pada kegiatan positif lainnya seperti membaca, berolahraga, atau berkumpul dengan orang terdekat secara langsung.

4. Latih Diri untuk Menunda Respon

Ketika melihat tren baru, biasakan untuk tidak langsung mengikuti. Ambil waktu untuk berpikir dan evaluasi: apakah tren ini cocok dengan nilai atau kebutuhan Anda? Latihan menunda respon ini membantu Anda menjadi pribadi yang lebih tenang dan tidak mudah tergoda oleh euforia sesaat.

5. Cari Lingkungan yang Menerima Anda Apa Adanya

Lingkungan sosial sangat memengaruhi cara seseorang membentuk citra dirinya. Jika Anda berada di komunitas yang hanya menilai dari tampilan luar atau tren yang diikuti, bisa jadi itu memperkuat kecenderungan FOMO. Sebaliknya, carilah teman atau lingkungan yang menghargai keaslian dan mendukung pertumbuhan diri Anda secara sehat.

6. Konsultasikan dengan Psikolog Jika Perlu

Jika Anda merasa kecanduan tren sudah mengganggu hidup sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog dapat membantu Anda mengidentifikasi akar masalah dan memberi strategi konkret untuk membangun kepercayaan diri serta mengelola kecemasan sosial.

Mengikuti tren tidak selalu salah, asalkan dilakukan dengan kesadaran penuh dan tidak mengorbankan jati diri. Yang penting adalah memahami batas, mengenali nilai pribadi, dan tidak menjadikan validasi orang lain sebagai tolok ukur utama dalam bertindak. Dengan pendekatan psikologis yang sehat, Anda bisa tetap relevan tanpa kehilangan kendali atas hidup sendiri.

BACA JUGA: Menuju Indonesia Sehat Mental: Langkah Menuju Kesejahteraan Jiwa yang Lebih Baik

Share: Facebook Twitter Linkedin